Malioboro, Satu Jalan Beragam Kenangan

 
Malioboro. Jalan sarat sejarah, jantung ekonomi Jogjakarta. [foto:Jorge Franganillo/Wunderstock]


Siapa tak mengenal Malioboro? Seruas jalan di utara keraton Jogjakarta ini, selain sebagai saksi sejarah perjalanan menjadi Indonesia, juga dikenal sebagai destinasi wisata kuliner maupun oleh-oleh.

Jalan sepanjang 2,5 km yang terhampar mulai dari Tugu Jogjakarta hingga perempatan kantor pos Jogjakarta ini mulai memberlakukan larangan bagi kendaraan bermotor masuk menyusuri Malioboro. Tentu saja ini memberikan keleluasaan bagi pengunjung selalu menikmati jantung kota Jogjakarta ini.

Mau mencari oleh-oleh, gampang. Berderet gerai dan toko oleh-oleh khas Jogjakarta bisa didapatkan di sini. Tempat-tempat favorit untuk swafoto bertebaran dan unik. Trotoar yang lebar dan begitu memanjakan pejalan ini telah didesain sedemikian rupa bagi pengunjung untuk sepenuhnya menikmati Jogjakarta. Siang maupun malam.

Dari ujung selatan jalan Malioboro hingga perempatan tugu, banyak tempat yang bsia dieksplorasi. Mulai museum Benteng Vredeburg, persis di depannya ada Gedung Agung Jogjakarta. Keduanya sarat sejarah.
Lantas menyusuri trotoar menuju utara ada Pasar Beringharjo dan pertokoan. Mudah sekali mendapatkan berabgai jenis batik di kawasan ini.
 
Tak hanya belanja saja di ruas-ruas Malioboro. Mau menikmati musik? Jelas di sini banyak seniman jalanan yang tiap hari bisa disaksikan.

Seperti ungkapan Katon Bagaskara dalam potongan lagunya, Jogjakarta, Malioboro tak hanya seruas kenangan. Ia membisikimu untuk kembali lagi menyusuri indahnya malam, dengan sisa ingatan yang menarik-narik.
Reactions

Posting Komentar

0 Komentar